10 Penemuan siswa Indonesia yang mencengangkan dunia

Mungkin kamu atau banyak orang di luar sana masih skeptis atau ragu dengan kemampuan siswa/i di negeri kita ini. Tapi, meskipun dalam keterbatasan, banyak kok dari mereka yang kemudian sukses berkarya dan menemukan sesuatu. Penemuan-penemuan mereka itu memang bukan suatu yang besar--tentu saja tidak sebesar penemuan 4G dan ECVT alat pendeteksi dini kanker yang konon juga ditemukan oleh penemu-penemu Indonesia.

Meskipun demikian, apa yang para siswa ini temukan mampu membuat dunia tercengang, minimal rekan-rekan sesama pelajar. Mereka telah membuktikan bahwa dalam kondisi seperti apapun, tidak ada yang berhak membatasi kreativitas!

Well, buat kamu-kamu yang penasaran mengenai apa saja penemuan siswa Indonesia yang mencengangkan dunia itu, kami rangkumkan 10 temuan yang mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi kamu untuk ikut berkarya juga. Ini dia.

Parfum dari kotoran sapi!

What?! Kotoran sapi? Iya, kotoran sapi. Kamu pasti gak percaya gimana kotoran sapi yang bau itu bisa menjadi penyegar ruangan atau parfum ruangan, tapi dua siswi asal Jawa Timur ini telah menemukannya.

Mereka adalah Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti yang memenangkan olimpiade sains dengan karya pengharum udara ramah lingkungan dengan bahan dasar kotoran sapi! Hebatnya, mereka mengklaim jika pengharum ini ramah dan bagus untuk kesehatan karena tidak mengandung zat kimia berbahaya seperti penyegar tanaman lain.

Meskipun dibuat dari kotoran sapi, penyegar udara buatan dua remaja SMA di Jawa Timur ini memiliki aroma alami tanaman. Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki memenangkan olimpiade Sains dengan pengharum udara ramah lingkungan buatan mereka ini. Menurtnya, pengharum ini bagus untuk kesehatan karena tidak mengandung zat kimia berbahaya seperti penyegar beraroma tanaman lain yang ada di pasaran.

Bagi kamu yang penasaran dengan bagaimana proses pembuatannya, kotoran sapi diambil terlebih dahulu dari peternakan. Setelah itu kotoran sapi difermentasikan selama tiga hari (didiemin). Setelah 3 hari kotoran tersebut diekstrak cairannya dan dicampur dengan air kelapa. Cairan ini kemudian di destilasi untuk menghilangkan zat-zat yang kotor. Dan, jadilah pengharum ruangan cair dengan aroma tanaman asli dari makanan sapi yang sudah dicerna. Aroma dedaunan dong ya? :)

Detektor telur busuk

Temuan yang satu ini sudah pernah masuk tivi, dan penemunya Wisnu, seorang pelajar dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah berhasil mencuri perhatian dunia internasional sebagai penemu muda berbakat. Wuihh..

Temuan Wisnu adalah pendeteksi telur busuk dengan sensor yang melengkapinya. Pada temuannya itu, Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator. Bila cahaya menembus telur maka lampu hijau akan menyala. Bila gelap, lampu merah akan menyala dan berbunyi dan itulah tanda jika telur tersebut busuk.

Selain detektor telur busuk tersebut, Wisnu juga mengembangkan alat serupa yang menggunakan karet roda sehingga telur berjalan otomatis ke arah sensor dan dipisahkan dengan lengan mekanik antara yang busuk dengan tidak.

Dalam sebuah ajang internasional yang diikutinya, Wisnu berhasil menjadi peserta penemu muda terbaik di antara 64 prototipe dari 13 negara yang ikut serta. Tak tanggung-tanggung, medali emas berhasil ia boyong pulang serta piala The Best Innovation, sebagai penghargaan tertinggi di acara tersebut.

Pendeteksi boraks dengan tusuk gigi

Selama ini tusuk gigi kamu pakai untuk apa? Ya untuk nusuk gigi dong, biar sisa makanan gak ngeganjel. Hmm,... pernah terpikir untuk menggunakan tusuk gigi untuk hal lain? Seperti pendeteksi racun dalam makanan misalnya. Nah, inilah yang dilakukan oleh dua orang siswi SMA N 3 Semarang, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila.

Dua siswi kreatif ini berhasil menemukan alat pendeteksi boraks dalam makanan yang bentuknya mirip dengan tusuk gigi. Cukup dengan 5 detik saja, alat ini bisa membuktikan sebuah sampel makanan mengandung boraks atau tidak tanpa harus diuji di laboratorium ITB dan IPB. Mereka menamakan alat temuan mereka ini dengan nama SIBODEC (Stick of Borax Detector).

Alat penyaring sampah

Temuan ini sangat bermanfaat bagi lingkungan, yap alat penyaring sampah. Alat penyaring sampah yang ditemukan oleh  Ayu Lestari, Nurina Zahra, dan Elizabeth Widya, tiga sekawan dari SMAN 6 Yogyakarya ini adalah prototipe berukuran 50x30 cm dengan warna perak. Alat tersebut dapat dipasang di saluran air dan sungai.

Namanya Thundershot, terdapat baling-baling vertikal di mulutnya yang mampu menarik arus. Sedangkan di pangkalnya terdapat sabuk berputar yang dipasangi plat yang menyerupai sekop.
Thundershot berhasil mendapatkan medali emas dalam ajang yang diikuti oleh 13 negara dengan total 64 prototipe tersebut. Pembimbing tiga siswi SMA ini bahkan mengklaim temuan anak didiknya sekelas dengan tugas akhir mahasiswa.

Sistem keamanan motor dengan menelpon

Ingin motor kamu aman dari pencurian? Alat ini adalah solusinya. Widi Sutrisna, seorang siswa SMKN 3 Surabaya menciptakan alat unik pengaman sepeda motor. Dengan alat ini kamu bisa mematikan motor cukup dengan menelpon pada nomor SIM Card yang dipasang dan aktif pada motor tersebut.

Ada dua sistem keamanan yang diaplikasikan dalam teknologi ini yaitu sensor yang harus dicocokkan dengan kunci khusus agar motor dapat menyala, yang kedua adalah SIM card yang diselipkan ke sistem motor dan dapat ditelepon untuk mematikan mesin sekaligus membunyikan alarm.

Canting batik otomatis

Agar pengrajin tidak capek ngebatik pakai canting tradisional, nih ada canting batik otomatis yang ditemukan oleh Safira Dwi Tyasputri, pelajar dari Sampoerna Academy Campus. Ide ini muncul ketika Safira menemukan kendala karena malam (tinta batik) yang dituangkan cantingnya cepat membeku, alhasil ia mengembangkan canting dengan sistem otomatis yang mampu menjaga suhu malam.

Pada canting, ditambahkan pemanas agar malam bisa tetap cair. Pengatur temperaturnya adalah variabel resistor. Sementara untuk mengecek temperatur dipasangkan temperatur. Safira yakin temuannya dapat menghemat energi pembakaran malam pada kerajinan batik.

Senjata elektronik tanpa suara

Seorang siswa membuat senjata? Wah, yang benar aja. Tapi benar lho, senjata elektronik tapi dan masih berupa prototipe. Prototipe senjata elektronik murah ini tanpa suara dan dapat digunakan sebagai senjata alternatif pengganti senjata api TNI/Polri.

Berkat temuannya ini, siswa yang bernama lengkap Miftah Yama Fauzan berhasil menjadi juara II dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) pada tahun 2009. 

Dengan model yang mirip dengan senjata TNI/Polri ini tidak menggunakan bahan peledek karena sistemnya 100 persen elektronik. Untuk amunisi dapat menggunakan logam apa saja. Jarak tembak efektif prototipe senjata ini maksimal 15 meter. Hebatnya, saat menembak senjata ini tidak mengeluarkan suara.

Rompi anti peluru dari sabut kelapa

Satu lagi penemuan yang berkaitan dengan militer, dua orang siswa, Aristio Kevin Ardyaneira dan M. Iqbal Fauzi, asal SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah berhasil menciptakan rompi anti peluru dari sabut kelapa yang diberi nama Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber. Penemuan ini sudah diikut sertakan di ajang bergengsi lho, seperti 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak. Lainnya di ajang Karyacipta Teknologi Tepat Guna di Semarang juga menyabet juara dua.

Alat pendeteksi warna daun

Alat pendeteksi warna daun ini dikembangkan oleh seorang siswa bernama Luthfi dan dinamakan sebagai “Digital Leaf Color Chart”. Dibekali dengan sensor ganda yang digadang-gadang memiliki objektivitas tinggi antara penggunaan pupuk dengan hasil tanaman padi.

Sumber energi alternatif dari urine alias air kencing

Jika di pembuka daftar kita tadi ada kotoran sapi, di yang terakhir ini ada air kencing atau urine. Wew, buat apaan urine? Buat menghasilkan energi alternatif.

Ditemukan oleh dua orang siswa Nurul Inayah dan Nando Novia, keduanya berasal dari SMAN 10 Malang. Hasil penemuan mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia pada ajang IYIPO (International Young Inventors Project Olympiade) ke-6 di Georgia dengan menyabet juara 1.

Penelitian dilakukan selama 3 bulan, mereka berusaha merubah urine menjadi hidrogen dengan bantuan listrik tenaga matahari untuk menggerakkan kendaraan. Dengan energi alternatif dari urine ini, kendaraan tersebut dapat melaju sampai 60 km/jam. Untuk 1 liter urine, bisa dijadikan listrik untuk berjalan sejauh 17 km. Wow.

Photo Electro System adalah nama dari penemuan tersebut. Listrik bertenaga matahari ditampung di dalam baterai dan difungsikan untuk menggerakkan mesin 75%, sedangkan sisanya yang 25% nantinya akan digunakan dalam proses elektrolisasi. Dengan menggunakan elektrolizer, elektrolit berwujud urine akan membentuk gas hidrogen dan nitrogen. Dibutuhkan waktu sekitar 1.5 menit untuk 1 liter urine. Untuk kualitas urine yang digunakan hanya dari urine manusia sehat, untuk menghindari kandungan gula dan unsur kimia yang dapat menyebabkan terganggunya elektrolisasi jika menggunakan urine manusia yang sedang sakit.

Gas hidrogen dari proses elektrolisasi dialirkan ke fuel cell sehingga terjadi rekasi penggabungan antara oksigen dan hidrogen, lalu menghasilkan listrik. Listrik itulah yang akan dialirkan ke proton exchange membrane fuel cell untuk mengikat proton, sehingga hanya elektronnya saja yang disimpan di dalam baterai yang akan menjadi tenaga penggerak kendaraan tersebut. Uji coba yang dilakukan yaitu dengan mobil remote control.

Nah, bagaimana menurutmu 10 penemuan siswa Indonesia tadi? Apakah kamu juga tertarik untuk meneliti dan membuat karyamu sendiri? Dengan berkarya kamu akan memberi jawaban telak pada orang-orang yang meragukan kemampuan pelajar-pelajar Indonesia. Sejatinya pelajar Indonesia adalah pelajar yang hebat, hanya saja perlu usaha yang cukup keras agar mereka dapat menemukan kemampuan dan passion masing-masing. Termasuk aku dan kamu juga. Mari kita sama-sama berkarya.[]

Comments

Popular posts from this blog

9 Bukti Mahasiswa Farmasi Itu Unik, Pantang Menyerah dan Punya Karakter Kuat

Alasan Mengapa Indonesia Disebut Negara Maritim dan Agraris

10 Alasan Mengapa “Haram” Untukmu Melewatkan Kesempatan Student Exchange