7 Fakta Mencengangkan tentang Jurusan Pertanian yang Harus Kamu Tahu
Pelajar.me - Hampir di semua kampus negeri ada yang namanya Fakultas Pertanian, di mana terdapat berbagai jurusan pertanian dimulai dari agribisnis, agroekoteknologi, teknik pertanian dan jurusan-jurusan lainnya. Namun, yang sangat disayangkan adalah masih banyak yang menjadikan jurusan pertanian sebagai pilihan kedua atau ketiga.
Bagi sebagian orang, jurusan pertanian tidak tampak menggugah bahkan disepelekan. Mereka yang seperti itu jangan dirisaukan, mereka "cuma" orang-orang yang kurang pengetahuan dan kurang piknik. Sebab, nyatanya, ada 7 fakta seputar pertanian yang harusnya mereka dan kita ketahui. Berikut fakta-fakta itu.
Negeri kita ini adalah negeri yang subur lagi kaya, oleh karena itulah ia dijuluki "sejumput tanah surga". Saking suburnya negeri ini Koes Plus sampai bikin lirik "tanah dan batu jadi tanaman". Kesuburan tanah Indonesia itulah yang menjadikan Indonesia negeri besar dengan potensi agraris yang besar.
Sejarah telah mencatatnya seperti itu, maka kami pinjam kalimat Bung Karno "jangan sesekali melupakan sejarah!". Jasmerah! Anak-anak jurusan pertanian adalah orang-orang yang menghargai sejarah bangsa.
Faktanya masih banyak lahan pertanian yang dikelola oleh koorporasi yang tidak pro dengan rakyat. Sementara lahan milik rakyat sendiri sering gagal panen karena kurangnya pengetahuan mereka di bidang pertanian.
Di situlah jasa lulusan pertanian sangat dibutuhkan. Mereka dapat menjadi pahlawan bagi bangsa dengan memberikan pencerdasan yang ngena banget sama petani-petani di daerah. Atau,... bisa langsung mengelola lahan tersebut dengan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni.
Baca juga: 12 Kampus Terbaik se-Indonesia Tahun 2016
Tak tanggung-tanggung, omset petani kangkung itu mencapai 97,2 juta rupiah per bulan! Gila gak tuh.
Akibat kisah yang viral tersebut, Charlie Tjendapati, orang dibalik kebun kangkung beromset fantastis itu, sampai memiliki 2.600 lebih pengikut di akun Facebook pribadinya.
Pasti akan jauh berbeda petani yang berilmu dengan petani konvensional. Petani kangkung di atas contohnya, pengetahuan hidroponik itu diajarkan di kampus. Selain itu masih banyak lagi teknik budidaya tanaman, pemeliharaan tanaman hingga peningkatan hasil pertanian yang semuanya tidak bisa didapatkan begitu saja.
Maka, cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan belajar. Belajar di kampus pertanian!
Dengan puluhan juta hektar lahan pertanian harusnya Indonesia bisa swasembada pangan, tapi kok sampai saat ini masih impor juga ya. Beras diimpor, bawang diimpor, apa-apa serba impor.
Faktanya, dari data yang dirilis Kemenperin, total impor Indonesia di bidang pertanian pada tahun 2015 adalah 7.685.056.757 USD. Kalau dalam rupiah? Hmm,.. kalikan aja 13ribu.
Lantas, kemana kebanggaan kita yang dulunya disebut sebagai negara agraris itu? Nguap? Diculik orang? Atau apa,..
Indonesia berlimpah di sumber daya alam, yang kurang itu adalah sumber daya manusianya. Yang kurang adalah orang-orang profesional di bidangnya. Termasuk bidang pertanian di dalamnya. Dan, mahasiswa jurusan pertanian adalah calon-calon porfesional di bidangnya.
Indonesia ini tidak akan kekurangan lahan untuk digarap. Bukankah itu adalah keistimewaan tersendiri bagi lulusan pertanian?
Nah, setiap jurusan di perkuliahan itu ada pasti ada asal-usulnya. Sudah ada kajian khusus penting atau tidaknya. Tidak ada jurusan kuliah yang lulusannya tidak terpakai. Yang ada hanya kesalahan persepsi dari masyarakat itu sendiri.
Bagaimana menurutmu?[]
Bagi sebagian orang, jurusan pertanian tidak tampak menggugah bahkan disepelekan. Mereka yang seperti itu jangan dirisaukan, mereka "cuma" orang-orang yang kurang pengetahuan dan kurang piknik. Sebab, nyatanya, ada 7 fakta seputar pertanian yang harusnya mereka dan kita ketahui. Berikut fakta-fakta itu.
Indonesia adalah negara agraris, kita tidak bisa lepas dari sejarah itu
via republika.co.id |
Sejarah telah mencatatnya seperti itu, maka kami pinjam kalimat Bung Karno "jangan sesekali melupakan sejarah!". Jasmerah! Anak-anak jurusan pertanian adalah orang-orang yang menghargai sejarah bangsa.
Lahan pertanian Indonesia yang luasnya minta ampun
Dalam rilis yang pernah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI, luasnya lahan pertanian Indonesia pada tahun 2013 itu mencapai 40 juta hektar. Itu lahan luasnya sangat fantastis. Pertanyaannya adalah, lahan seluas itu siapa yang kelola? Lalu, sudahkah pengelolaannya baik?Faktanya masih banyak lahan pertanian yang dikelola oleh koorporasi yang tidak pro dengan rakyat. Sementara lahan milik rakyat sendiri sering gagal panen karena kurangnya pengetahuan mereka di bidang pertanian.
Di situlah jasa lulusan pertanian sangat dibutuhkan. Mereka dapat menjadi pahlawan bagi bangsa dengan memberikan pencerdasan yang ngena banget sama petani-petani di daerah. Atau,... bisa langsung mengelola lahan tersebut dengan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni.
Pertanian termasuk jurusan tertua di Indonesia
Tahukah kamu jika pertanian termasuk jurusan tertua di Indonesia? Tepatnya ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian di Bogor dengan nama Landbouw Hogeschool pada tahun 1940. Kemudian pada 31 Oktober 1941 diganti nama menjadi Landbowkundige Faculteit. Sekolah inilah yang kemudian berubah nama menjadi Institut Pertanian Bogor dan menjadi salah satu kampus terbaik di Indonesia saat ini.Baca juga: 12 Kampus Terbaik se-Indonesia Tahun 2016
Petani pun bisa jadi kaya raya
Beberapa waktu yang lalu ada sebuah kisah yang sangat viral di media sosial, kisah tersebut adalah kisah kesuksesan petani kangkung yang bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Sistem ini memungkinan lahan yang sempit dapat digunakan secara optimal.Tak tanggung-tanggung, omset petani kangkung itu mencapai 97,2 juta rupiah per bulan! Gila gak tuh.
Akibat kisah yang viral tersebut, Charlie Tjendapati, orang dibalik kebun kangkung beromset fantastis itu, sampai memiliki 2.600 lebih pengikut di akun Facebook pribadinya.
Pertani dengan ilmu itu jauh beda dengan petani konvensional
Seringkali kita temukan banyak orang yang menyepelekan jurusan pertanian. "Buat apa kuliah pertanian kalau ujung-ujungnya cuma ke sawah atau ke ladang". Sumpah, dengerin yang seperti itu bikin kezel maksimal.Pasti akan jauh berbeda petani yang berilmu dengan petani konvensional. Petani kangkung di atas contohnya, pengetahuan hidroponik itu diajarkan di kampus. Selain itu masih banyak lagi teknik budidaya tanaman, pemeliharaan tanaman hingga peningkatan hasil pertanian yang semuanya tidak bisa didapatkan begitu saja.
Maka, cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan belajar. Belajar di kampus pertanian!
Impor hasil pertanian yang membengkak salah siapa?
via |
Faktanya, dari data yang dirilis Kemenperin, total impor Indonesia di bidang pertanian pada tahun 2015 adalah 7.685.056.757 USD. Kalau dalam rupiah? Hmm,.. kalikan aja 13ribu.
Lantas, kemana kebanggaan kita yang dulunya disebut sebagai negara agraris itu? Nguap? Diculik orang? Atau apa,..
Indonesia berlimpah di sumber daya alam, yang kurang itu adalah sumber daya manusianya. Yang kurang adalah orang-orang profesional di bidangnya. Termasuk bidang pertanian di dalamnya. Dan, mahasiswa jurusan pertanian adalah calon-calon porfesional di bidangnya.
Jurusan pertanian adalah jurusan dengan lapangan pekerjaan yang paling jelas!
Selain daripada 6 poin sebelumnya, hal yang paling jelas dari jurusan pertanian adalah lulusannya sudah punya lapangan pekerjaan yang jelas. Mereka tidak hanya bisa jadi akademisi atau karyawan di instansi tertentu. Tapi mereka dapat menggarap lahan sendiri dan menjadi pengusaha di bidang pertanian.Indonesia ini tidak akan kekurangan lahan untuk digarap. Bukankah itu adalah keistimewaan tersendiri bagi lulusan pertanian?
Nah, setiap jurusan di perkuliahan itu ada pasti ada asal-usulnya. Sudah ada kajian khusus penting atau tidaknya. Tidak ada jurusan kuliah yang lulusannya tidak terpakai. Yang ada hanya kesalahan persepsi dari masyarakat itu sendiri.
Bagaimana menurutmu?[]
Comments
Post a Comment